Rabu, 23 Februari 2011

Toko ANA, Belanja Keperluan Ibu dan Bayi

Bila anda membutuhkan keperluan untuk bayi anda, silahkan anda mampir ke Toko ANA yang berlokasi di Jalan Stasiun No. 98 Delanggu. Toko Perlengkapan Bayi dan Ibu ini merupakan milik dari Bapak Muh. Zuhdi Arifin, SE yang baru berdiri sekitar 6 bulan.Walau masih baru berdiri, tapi jangan ragukan kelengkapannya, dijamin anda puas.
Selain keperluan bayi dan ibu, Toko ANA juga menjual pakaian dan kain Batik. Untuk kualitas bahan, anda tidak perlu ragu dikarenakan pemiliknya sendiri yang berburu kebutuhan tokonya.
So, bila anda memang tertarik untuk belanja kebutuhan bayi dan anak anda, segera saja datang ke Toko ANA yang buka mulai jam 07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB ini.

Minggu, 13 Februari 2011

Perempatan Delanggu, Pusat dari Kota Delanggu

Pusat Kota Delanggu, dimanakah itu??
Pusat dari kota Delanggu adalah Perempatan Kota Delanggu. Perempatan Delanggu terletak diantara 3 desa yang ada di Kecamatan Delanggu. Yaitu dibagian barat Perempatan dikuasai oleh Desa Delanggu baik itu sebelah Barat Daya maupun Barat Laut, bagian Tenggara menjadi milik Desa Sabrang dan bagian Timur Laut menjadi wilayah Desa Gatak.

Perempatan Delanggu bisa dikatakan menjadi tempat semua aktivitas warga Delanggu. Sebelah Tenggara yang merupakan daerah Desa Sabrang terletak Pasar Kota Delanggu, yang merupakan tempat aktivitas perdagangan di kota Delanggu. Didepan Pasar Kota Delanggu, diatas trotoar juga berjejer penjual2 makanan dan buah2an.Dibagian Timur Laut dan juga di bagian Barat, adalah tempat usaha-usaha perniagaan yang berupa toko-toko. Dari mulai toko pakaian, toko emas, warung makan, dll.

Perempatan Kota Delanggu juga merupakan salah satu tempat penting bagi warga Delanggu dan sekitarnya untuk melakukan bepergian. Loh, terminal Kota Delanggu khan tidak bertempat disitu?? Yups,terminal Kota Delanggu masih berada kurang lebih 1 km ke arah selatan dari perempatan Delanggu. Tapi dikarenakan Perempatan Delanggu yang berada di Jalan Utama Antar Kota Antar Provinsi, biasanya kebanyakan warga Kota Delanggu dan sekitarnya lebih memilih Perempatan Delanggu untuk tempat mencari angkutan baik itu Bus Antar Kota atau angkutan pedesaan.
Begitu pula sebaliknya, saat warga kota Delanggu sekitarnya pulang dari bepergian,mereka lebih memilih untuk turun disekitaran Perempatan Kota Delanggu. Disekitar Perempatan Kota Delanggu banyak ditemukan sarana angkutan rakyat, mulai itu dari becak, dokar, angkutan plat Kuning atau colt, bahkan tukang ojek.

Bagi warga luar kota yang masih asing dengan Kota Delanggu, Perempatan Kota Delanggu biasanya akan menjadi sarana atau tempat untuk bertanya ataupun sebagai tempat perjanjian untuk bertemu dengan rekan-rekannya.
So, silakan datangi aja Perempatan Kota Delanggu bila anda ingin menuju suatu tempat disekitaran Kota Delanggu. Jangan segan untuk bertanya dengan warga Kota Delanggu. Ingat pepatah " Malu bertanya, Sesat di jalan ". :)

Sabtu, 12 Februari 2011

Kecamatan Kota Delanggu

Kota Delanggu merupakan sebuah kota kecamatan. Letak yang strategis diantara 2 kota besar di Pulau Jawa, Yogyakarta dan Solo.
Luas kecamatan Delanggu adalah 18,8 km2 dengan jumlah penduduknya sekitar 38.500 jiwa orang ( survey penduduk tahun 2006).
Kecamatan Delanggu terbagi oleh 16 desa, yaitu:

1. Desa Delanggu
2. Desa Gatak
3. Desa Sabrang
4. Desa Tlobong
5. Desa Kepanjen
6. Desa Segaran
7. Desa Sidomulyo
8. Desa Karang
9. Desa Mendak
10. Desa Krecek
11. Desa Sribit
12. Desa Butuhan
13. Desa Jetis
14. Desa Dukuh
15. Desa Banaran
16. Desa Bowan

Kecamatan Delanggu pemekaran wilayahnya mengarah ke utara dan selatan.
Kota Delanggu atau pusat dari kota sendiri berada di 3 wilayah desa yaitu desa Delanggu, desa Gatak dan desa Sabrang.

Kota Delanggu, Masih pantaskah sebagai Lumbung Beras??

Kota Delanggu, bagi orang yang sering bepergian antara Yogjakarta-Solo akan begitu familier. Yupz, kota Delanggu memang terletak diantara 2 kota besar tersebut. Kota kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Klaten.
Kota Delanggu, kota kecil yang damai dan indah akan persawahan yang hijau. Kota yang bagiku masih bisa dikatakan alami, karena pada dasarnya perubahan yang terjadi dikota ini tidak begitu besar. Mungkin cuma prasarana umum saja yang banyak berubah seperti pasar Delanggu, puskesmas dll, tetapi tidak mengurangi ciri khasnya.

Bagi banyak orang luar kota atau bahkan hampir kebanyakan orang di kota besar Pulau Jawa ini, Delanggu akan dikenal sebagai gudang beras. Delanggu sebagai produsen beras terbesar di Jawa (katanya sih).Beras Delanggu, kalo orang menyebutnya, terkenal karena pulen, empuk dan enak mengenyangkan. Berbeda dengan beras-beras produksi daerah lain, yang katanya keras(atos kalo bahasa jawanya), ga pulen dan tidak putih.Salah satu jenis beras Delanggu yang disukai adalah beras Rojolele. Ya, beras Rojolele memang rasanya berbeda dengan jenis beras lainnya. Empuk dan pulen. Walaupun daerah lain juga ada produksi Beras Rojolele-nya tetapi Rojolele Delanggu berbeda. Ya kalau kurang percaya, silakan pembaca mencobanya sendiri.Tetapi hati-hati kalau membeli beras Delanggu karena dipasaran banyak sekali beras tiruan Delanggu, padahal itu bukan asli produksi Delanggu.
Ada satu hal yang mengganggu benakku beberapa tahun belakangan ini. Bukan karena banyaknya beras Delanggu tiruan, tetapi padi yang akan dijadikan sebagai beras Delanggu itu sendiri. Lho memangnya ada apa? Pembaca mungkin akan bertanya begitu. Khan Delanggu, persawahannya hijau dan luas, air juga melimpah.
Ya itu dulu, kalo sekarang lain. Dari survey yang saya lakukan, sebenarnya luas persawahan di Delanggu sudah berkurang hampir setengahnya. Sudah banyak yang berubah menjadi perumahan-perumahan baru dan bangunan lainnya.Kenyataan lain, padi yang selama ini diolah menjadi beras oleh penggilingan2 beras Delanggu adalah berasal dari daerah diluar Delanggu seperti Sragen, Karanganyar atau juga masih dalam wilayah kabupaten Klaten itu sendiri.Walau produksinya lebih tapi kalo padinya diambil dari luar Delanggu apakah masih bisa disebut beras Delanggu?
Selain itu beberapa bulan belakangan ini, pertanian padi di kota Delanggu mengalami kelesuan dan gagal panen dikarenakan mewabahnya hama wereng. Dan tak sedikit para petani yang sementara waktu tidak menanam padi dilahan persawahannya.

Itulah yang jadi pikiranku selama ini. Masih pantaskah nantinya Delanggu disebut sebagai Gudang Beras?

Jumat, 11 Februari 2011

Pasar Delanggu



Pasar Delanggu, yang terletak di pusat kota Delanggu adalah pasar utama bagi warga kota Delanggu dan bisa dikatakan sebagai tempat warga kota Delanggu untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Konon, pasar Delanggu telah berdiri sejak jaman Belanda juga. Pasar yang telah berulang kali mengalami renovasi dilingkup ruang dalamnya. Sedangkan bagian luar bisa dikatakan jarang mengalami perubahan.
Pada tahun 2007, akhirnya Pemda Kabupaten Klaten melakukan renovasi besar-besaran terhadap pasar kebanggaan warga kota Delanggu tersebut. Renovasi yang dilakukan kurang lebih berjalan selama 1 tahun dengan pelaksana bangunnya adalah kontraktor dari Semarang [maaf lupa nama perusahaan kontraktornya].
Akhirnya Pasar Delanggu berdiri megah dengan 2 lantai dan semakin menjadi suatu ikon Kota Delanggu.
Sebenarnya Pasar Delanggu bukan satu-satunya pasar rakyat. Pasar Delanggu lainnya, ada
lah pasar ternak disebelah timur dari Pasar Utama Delanggu, yaang direnovasi bersamaan dengan renovasi pasar utama.
Kemudian, ada juga pasar rakyat dekat Stasiun Kota Delanggu, atau yang bisa disebut Pasar Seng [dikarenakan pasar tempat berjualan pedagang yang beratapkan seng]. Merupakan pasar tradisional rakyat sebagai alternatif untuk warga kota Delanggu sebelah timur dan juga bagi warga di Kecamatan Juwiring.
Dan yang terakhir adalah pasar tradisional di dekat lapangan olahraga kota Delanggu, sebelah barat perempatan Delanggu.

Kota Delanggu, My Beloved City

Seperti sebuah syair lagu wajib, "Tanah Air Ku tidak kulupakan, kan terkenang selama hidupku, biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu, Tanahku yang kucintai, Engkau ku hargai". Benar, lagu Tanah Airku ciptaan Ibu Sud, selalu menjadi inspirasiku untuk mencintai tanah airku..negeriku Indonesia. Dan sebagai bangsa Indonesia, juga takkan aku lupakan dimana aku dilahirkan.
Kota Delanggu , kota yang berada di wilayah Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.Kota yang terletak diantara 2 kota besar budaya Indonesia, kota Yogyakarta dan kota Solo. Dua kota yang juga berpengaruh bagi budaya di kota Delanggu itu sendiri.
Kota Delanggu, kota kecamatan yang sejak jaman penjajahan Belanda sudah terkenal sebagai bunker atau lumbung pertanian. Bukti dari penjajahan Belanda di kota Delanggu adalah pabrik tua yang sudah tak beroperasi lagi yaitu Pabrik Karung Goni. Dan disekitar pabrik itu berdiri bangunan-bangunan tua, rumah bagi sinder (pejabat Belanda) yang sudah rusak dan tidak terawat.
Kota Delanggu dalam perkembangannya menjelma menjadi sebuah lumbung padi/beras yang tersohor di negeri ini. Beras yang dihasilkan dari sawah-sawah di Delanggu memang terkenal enak dan pulen yaitu produksi beras Rojolele. Beras Rojolele Delanggu menjadi primadona bagi rakyat Indonesia sekitar tahun 1970-an hingga sekarang.
Warga kota Delanggu bisa dikatakan banyak yang merantau ke luar daerah, terutama di Jakarta. Dan harapan kami sebagai penulis di blog ini adalah sebagai sarana komunikasi bagi Cah Delanggu dimanapun berada terhadap kota kelahiran mereka. Dan penulis juga berharap bahwa mereka tidak akan melupakan kota tercintanya ini. Kota Delanggu, my lovely city.