Beberapa hari lalu, salah satu admin Kota Delanggu diundang dalam sebuah acara di salah satu desa di Delanggu.
Acara yang dihadiri dari pihak kecamatan Delanggu, yaitu diwakili oleh ibu Maryani, terus ada juga perwakilan dari Badan Lingkungan Hidup Kab. Klaten serta dari Puskesmas Delanggu itu bertajuk Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Dampak Sampah Terhadap Kesehatan.
Bahwasanya acara tersebut adalah menyikapi adanya permasalahan sampah di wilayah Delanggu dimana pengelolaan sampahnya masih belum maksimal. Dalam acara itu dibahas tentang rencana untuk membuat tempat pengelolaan sampah di Delanggu. Seperti yang terlihat di Delanggu, adanya beberapa bak penampungan sampah yang tak berada semestinya serta mengganggu kelancaran lalu lintas jalan serta terlihat kotor berserakan dipinggir jalan dan trotoar. Contohnya adalah bak sampah depan SDN Delanggu 1 serta disalah satu pojok jalan Stasiun Delanggu.
Acara yang dihadiri dari pihak kecamatan Delanggu, yaitu diwakili oleh ibu Maryani, terus ada juga perwakilan dari Badan Lingkungan Hidup Kab. Klaten serta dari Puskesmas Delanggu itu bertajuk Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Dampak Sampah Terhadap Kesehatan.
Bahwasanya acara tersebut adalah menyikapi adanya permasalahan sampah di wilayah Delanggu dimana pengelolaan sampahnya masih belum maksimal. Dalam acara itu dibahas tentang rencana untuk membuat tempat pengelolaan sampah di Delanggu. Seperti yang terlihat di Delanggu, adanya beberapa bak penampungan sampah yang tak berada semestinya serta mengganggu kelancaran lalu lintas jalan serta terlihat kotor berserakan dipinggir jalan dan trotoar. Contohnya adalah bak sampah depan SDN Delanggu 1 serta disalah satu pojok jalan Stasiun Delanggu.
Bayangkan sampah yang ada di depan SDN 1 Delanggu, dimana merupakan lingkungan sekolah, lingkungan pendidikan bahkan ada dinas pendidikan disitu. Apakah tidak mengganggu dengan kegiatan aktivitas belajar mengajar? Bau yang begitu menyengat dari sampah yang penuh lalat.
Ada sebuah pernyataan dari pengajar/orang dari lingkup pendidikan yang pernah didengarkan oleh seorang wali murid. Beliau menyatakan bahwa walaupun ada sampah yang menyengat nyatanya sekolah-sekolah tersebut masih menjadi favorit dan tak ada keluhan kesehatan.
Ini bukannya masalah favorit atau tidak adanya keluhan, akan tetapi dampak sampah yang baunya menyengat, berserakan dijalanan, dan banyak lalat. Pengguna jalan pun nyatanya banyak yang mengeluhkan sampah tersebut.
Lihat pula bak sampah yang berada dipojok Jalan Stasiun Delanggu, sampah yang berbau, kotor bahkan sampai meluber ke pinggiran jalan. Banyak teman admin yang merasakan bau tak nyaman tersebut.
Dan masih banyak lagi bak sampah yang ada didaerah Delanggu yang tak berada semestinya.
Dari pihak kec. Delanggu menyadari bahwa itu adalah salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secepatnya..
Sampah yang menumpuk seperti yang dikatakan oleh perwakilan Puskesmas bisa mengganggu kesehatan dan menimbulkan penyakit, antara lain : diare, malaria, DBD, Cikungya, kulit, dll.
Dampaknya mungkin tidak akan langsung terasa, tapi bagi warga sekitarnya dampak jangka panjangnya yang akan terlihat.
Sampah yang menumpuk seperti yang dikatakan oleh perwakilan Puskesmas bisa mengganggu kesehatan dan menimbulkan penyakit, antara lain : diare, malaria, DBD, Cikungya, kulit, dll.
Dampaknya mungkin tidak akan langsung terasa, tapi bagi warga sekitarnya dampak jangka panjangnya yang akan terlihat.
Salah satu desa telah bersedia memberikan tempat unuk pengelolaan sampah yang ada di Delanggu.
Kerjasama serta keterlibatan antara pihak Kecamatan Delanggu, Desa-Desa sekitar, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan serta Dinas Kesehatan memang diperlukan untuk mengatasi persoalan sampah yang sudah bertahun-tahun tersebut.
Ya semoga saja ini bukan sekedar wacana, tapi dapat terealisasi, sehingga Delanggu terbebas bau tak sedap dari adanya penumpukan sampah.
Page facebook : Kota Delanggu
Follow Twitter : @BeritaDelanggu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar